BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Hati adalah salah
satu organ tubuh yang paling penting. Organ ini berperan sebagai gudang untuk
menimbun gula, lemak, vitamin dan gizi; memerangi racun dalam tubuh seperti
alkohol; menyaring produk-produk yang tidak berguna lagi dari darah; dan
bertindak sebagai semacam pengaruh seluruh bagian tubuh yang menjamin
terjadinya keseimbangan zat-zat kimia dalam sistem itu. Kalau hati tidak
sanggup berfungsi, tubuh akan rentan terhadap infeksi sekunder dan organ pada
umumnya akan gagal berfungsi. (Silalahi L., http://www.tempointeraktif.com/hg/narasi/ 2004/03/26/).
Hepatitis, penyakit
hati yang biasanya sembuh sendiri dan tanpa komplikasi, disebabkan oleh agen virus. Virus hepatitis dapat digolongkan menjadi lima jenis; hepatitis A (HAV), hepatitis B (HBV), hepatitis C (HCV), hepatitis D (HDV), dan hepatitis E (HEV). Hepatosit (sel epitelail hati) dirusak secara
langsung oleh virus atau oleh
respons imun tubuh terhadap virus; pada penyakit ini terjadi
perubahan fungsi seluler yang
menimbulkan inflamasi, nekrosis, dan autolisis hati. Regenerasi sel terjadi jika sel-sel yang rusak
dibuang oleh fagositosis sel.
Biasanya penyembuhan terjadi dengan sedikit sekali meninggalkan kerusakan,
meskipun dapat juga berkembang menjadi hepatitis
kronik dan sirosis. (Betz C.L.,
2002 : 185).
BAB II
TINJAUAN
TEORI
1. Pengertian
Hepatitis adalah peradangan pada hati
karena toxin, seperti kimia atau obat ataupun agen penyebab
infeksi. Hepatitis yang berlangsung kurang dari 6 bulan disebut "hepatitis
akut", hepatitis yang berlangsung lebih dari 6 bulan disebut
"hepatitis kronis".
Hepatitis virus akut
merupakan penyakit infeksi yang penyebarannya luas dalam tubuh, walaupun efek
yang menyolok terjadi pada hati. (Price S.A., 1995 : 439).
Hepatitis adalah
radang hati yang disebabkan oleh virus.
(Ngastiyah, 1997 : 191).
Hepatitis adalah inflamasi akut hepar. Ini dapat disebabkan oleh
bakteri atau cedera toksik,
tetapi hepatitis virus yang
paling sering terihat. (Engram B. 1998 : 524).
Istilah hepatitis sendiri dipakai untuk semua
jenis peradangan pada hati (liver).
(Silalahi L., 2004 : 1).
Dari
beberapa pengertian di atas dapat dikemukakan bahwa hepatitis (liver)
adalah peradangan atau infeksi yang
terjadi pada hati dan bisa disebabkan oleh virus, bakteri, cedera atau toksin serta dapat menular.
2. Etiologi
Beberapa virus yang menyebabkan hepatitis adalah :
a. Hepatitis A Virus (HAV)
Merupakan virus
RNA kecil yang dapat dideteksi di dalam feses
pada akhir masa inkubasi dan fase preikterik.
HAV sering terjadi pada anak-anak dan dewasa muda. HAV terutama ditularkan
melalui oral dengan menelan
makanan yang sudah terkontaminasi. Penularan ditunjang oleh adanya sanitasi
yang buruk, kesehatan pribadi yang buruk, dan kontak intim (tinggal serumah
atau seksual). Masa inkubasi rata-rata adalah 28 hari. Masa infektif tertinggi
adalah pada minggu kedua segera sebelum timbulnya ikterus.
b. Hepatitis B Virus (HBV)
HBV termasuk virus DNA bercangkang ganda yang memiliki lapisan permukaan dan
bagian inti. Infeksi HBV merupakan penyebab utama dari hepatitis akut dan kronik, sirosis dan kanker hati di seluruh dunia. Cara utama penularan
HBV melalui parenteral dan
menembus membran mukosa, terutama melalui hubungan
seksual. Masa inkubasi rata-rata adalah sekitar 120 hari. Hampir semua cairan
tubuh –darah, semen, saliva, air mata, asites, susu ibu, kemih dan juga feses– dari orang yang terinfeksi
dapat menular, terutama 3 dari yang pertama.
c. Hepatitis C Virus (HCV)
HCV merupakan virus RNA kecil terbungkus lemak. HCV diduga terutama ditularkan
melalui jalan parenteral,
kemungkinan melalui kontak seksual. Virus
dapat menyerang semua kelompok usia, tetapi lebih sering orang dewasa. Masa
inkubasi berkisar 15–160 hari, rata–rata 50 hari.
d. Hepatitis D Virus (HDV)
HDV (delta)
merupakan virus RNA.
Penularannya terutama melalui serum. Masa inkubasinya sekitar 2 bulan.
e. Hepatitis E Virus (HEV)
HEV adalah suatu virus RNA kecil. Infeksi HEV ditularkan melalui jalan fekal-oral, dan telah dikaitkan lewat air di negara sedang berkembang.
Paling sering menyerang orang dewasa muda sampai setengah umur, dan pada wanita
hamil didapatkan angka mortalitas
yang sangat tinggi (20 %). Masa inkubasinya sekitar 6 minggu. (Price S.A., 1995
: 440–442).
Etiologi Hepatitis
yang lain yaitu :
a. Yang menyebabkan abses hati, diantaranya :
Komplikasi
infeksi, obstruksi traktusbiliaris, penyebaran dari visera saluran cerna, septikemia, trauma pada hati, abses
amoeba.
b. Yang menyebabkan
trauma pada hati, diantaranya :
Luka tusuk
tembus, luka tumpul (kecelakaan lalu lintas, jatuh).
c. Yang menyebabkan karsinoma hati, diantaranya :
Faktor
resiko primer hepatitis, sirosis, hepatotoksin, trauma metastasis
dari tempat lain umumnya dari visera
abdomen, payudara, paru-paru, ginjal, ovarium, testis,
kulit. (Barbara C. Long, 1996)
3. Manifestasi klinis
a. Hepatitis A
Seringkali
infeksi hepatitis A pada
anak-anak tidak menimbulkan gejala, sedangkan pada orang dewasa menyebabkan
gejala mirip flu, rasa lelah,
demam, diare, mual, nyeri perut, mata kuning dan hilangnya nafsu makan. Gejala
hilang sama sekali setelah 6-12 minggu.
b. Hepatitis B
Gejala hepatitis B adalah lemah, lesu, sakit
otot, demam ringan, mual muntah, kurang nafsu makan, mata dan kulit kuning, dan
air kencing berwarna gelap.
c. Hepatitis C
Gejala
yang dirasakan pada hepatitis C
antara lain demam, rasa lelah, muntah, sakit kepala, sakit pada bagian atas
sebelah kanan perut atau hilangnya nafsu makan. (Silalahi L., 2004/03/26/)
4. Patofisiologi
Hepatitis A
ditularkan oleh makanan dan minuman yang terkontaminasi. Penyakit Hepatitis B menyebar melalui kontak
dengan darah, air mani dan cairan vagina
yang terinfeksi. Hubungan seks dengan orang yang terinfeksi atau penggunaan
bersama jarum obat dapat menyebarkan penyakit ini. Hepatitis C ditularkan melalui kontak seksual, penggunaan
obat-obatan dengan jarum, bahkan pemakaian bersama pisau cukur atau sikat gigi
dengan orang yang telah terinfeksi. (Silalahi L., http://www.tempointeraktif.com/ hg/narasi/2004/03/26/).
Beberapa etiologi yang mengakibatkan
terjadinya Hepatitis
diantaranya; komplikasi infeksi, obstruksi
traktusbilliaris, penyebaran dari visera
saluran pencernaan, septikemia,
trauma pada hati dan abses amoeba. Yang menyebabkan
kelainan yaitu abses hati,
sehingga dari gejalanya dapat terjadi gangguan citra tubuh dan harga diri
rendah. Sedangkan luka tusuk tembus, luka tumpul, kecelakaan mengakibatkan
kelainan trauma pada hati,
sehingga dilihat dari gejalanya menjadikan perubahan perlindungan. Sedangkan
adanya faktor resiko primer hepatitis,
sirosis, hepatotoksis, trauma metastase
dari tempat lain umumnya dari visera
abdomen, payudara, ginjal, ovarium,
testis, kulit yang menyebabkan
kelainan karsinoma hati dan
bisa beresiko tinggi terhadap infeksi, dan yang mana gejalanya memunculkan
masalah kurang pengetahuan, intoleransi
aktifitas (lemah badan), resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit.
Dari
ketiga kelainan tersebut, menyebabkan peradangan hati, sehingga menimbulkan
beberapa gangguan yaitu necrosis
hati yang mengakibatkan menurunnya metabolisme
(karbohidrat, lemak, protein, besi). Akibat menurunnya metabolisme tersebut,
terjadi penurunan fungsi hati. Peradangan hati juga menimbulkan nyeri sehingga
muncul anoreksia. Akibatnya anoreksia menyebabkan perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh maka terjadi penurunan BB, timbul kelemahan
pada pasien, yang disebabkan oleh yang lain yaitu hipoglikemia dan menurunnya metabolisme tubuh (karbohidrat, lemak, protein, besi) yang
nantinya mengakibatkan kelelahan. Anoreksia
juga timbul karena nausea dan vomitus yang merupakan gejala dari
gangguan gastrointestinal
akibat peradangan hati. Peradangan hati juga memunculkan gejala gastrointestinal yaitu disfungsi intestinal, penyebab kelemahan yang lain yaitu hipoglikemia. Dan yang lebih parah
lagi, peradangan hati bisa sampai ke gagal hati total.
5.
Pemeriksaan penunjang
1)
Laboratorium
a.
Pemeriksaan
pigmen
- urobilirubin direk
- bilirubun serum total
- bilirubin urine
- urobilinogen urine
- urobilinogen feses
- urobilirubin direk
- bilirubun serum total
- bilirubin urine
- urobilinogen urine
- urobilinogen feses
b.
Pemeriksaan
protein
- protein totel serum
- albumin serum
- globulin serum
- HbsAG
- protein totel serum
- albumin serum
- globulin serum
- HbsAG
c.
Waktu
protombin
- respon waktu protombin terhadap vitamin K
- respon waktu protombin terhadap vitamin K
d.
Pemeriksaan
serum transferase dan transaminase
- AST atau SGOT
- ALT atau SGPT
- LDH
- Amonia serum
- AST atau SGOT
- ALT atau SGPT
- LDH
- Amonia serum
2)
Radiologi
- foto rontgen abdomen
- pemindahan hati denagn preparat technetium, emas, atau rose bengal yang berlabel radioaktif
- kolestogram dan kalangiogram
- arteriografi pembuluh darah seliaka
- foto rontgen abdomen
- pemindahan hati denagn preparat technetium, emas, atau rose bengal yang berlabel radioaktif
- kolestogram dan kalangiogram
- arteriografi pembuluh darah seliaka
3)
Pemeriksaan
tambahan
- laparoskopi
- biopsi hati
- laparoskopi
- biopsi hati
6. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
pada hepatitis terdiri dari diit, istirahat, dan pengobatan medikamentosa.
a. Diit
Jika
pasien mual, tidak nafsu makan atau muntah-muntah, sebaiknya diberikan infus. Jika sudah tidak mual lagi,
diberikan makanan yang cukup kalori (30-35 kalori/kg BB) dengan protein cukup
(1 g/kg BB). Pemberian lemak sebenarnya tidak perlu dibatasi. Dulu ada
kecenderungan untuk membatasi lemak, karena disamakan dengan penyakit kandung
empedu. Dapat diberikan diit
hati II-III.
b. Istirahat
Pada
periode akut dan keadaan lemah diharuskan cukup istirahat. Istirahat mutlak
tidak terbukti dapat mempercepat penyembuhan. Kekecualian diberikan kepada
mereka dengan umur tua dan keadaan umum yang buruk.
c. Medikamentosa
1) Kortikosteroid tidak
diberikan bila untuk mempercepat penurunan bilirubin darah. Kortikosteroid
dapat digunakan pada kolestasis
yang berkepanjangan, dimana transaminase
serum sudah kembali normal tetapi bilirubin
masih tinggi. Pada keadaan ini dapat diberikan prednison 3 X 10 mg selama 7 hari kemudian dilakukan tapering off.
2) Berikan obat-obat
yang bersifat melindungi hati.
3) Jangan diberikan antiemetik. Jika perlu sekali
diberikan golongan fenotiazin.
4) Vitamin K diberikan
pada kasus dengan kecenderungan perdarahan. (Mansjoer A., 1999 : 514-515)
Pengobatan
yang dilakukan terutama bersifat dukungan dan mencakup istirahat, hidrasi, dan asupan makanan yang adekuat. Hospitalisasi diindikasikan bila terdapat muntah, dehidrasi, faktor pembekuan abnormal, atau tanda-tanda gagal hati
yang membahayakan (gelisah, perubahan kepribadian, lethargy, penurunan tingkat kesadaran, dan perdarahan). Terapi
IV, studi laboratorium yang berulangkali, dan pemeriksaan fisik terhadap
perkembangan penyakit adalah tujuan utama penatalaksanaan di rumah sakit.
Berikut
ini adalah obat-obat yang dapat digunakan :
a. Globulin imun (Ig) :
digunakan sebagai profilaksis
sebelum dan sesudah terpajan hepatitis
A.
b. HBIG : diberikan
sebagai profilaksis setelah
pemajanan.
c. Vaksin hepatitis B (Heptavax–B) : digunakan untuk mencegah munculnya hepatitis B. (Betz C.L., 2002 : 185)
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1.
Identitas
a)
Identitas klien
b)
Identitas keluarga
2.
Riwayat kesehatan
a)
Keluhan Utama
b)
Riwayat kesehatan sekarang
c)
Riwayat penyakit dahulu
d)
Riwayat penyakit keluarga
3.
Pengkajian Kesehatan
a)
Aktivitas
·
Kelemahan
·
Kelelahan
·
Malaise
b)
Sirkulasi
·
Bradikardi (hiperbilirubin
berat)
·
Ikterik pada sklera kulit,
membran mukosa
·
Urine gelap
·
Diare feses warna tanah
liat
d)
Makanan dan Cairan
·
Anoreksia
·
Berat badan menurun
·
Mual dan muntah
·
Peningkatan oedema
·
Asites
e)
Neurosensori
·
Peka terhadap rangsang
·
Cenderung tidur
·
Letargi
·
Asteriksis
f)
Nyeri / Kenyamanan
·
Kram abdomen
·
Nyeri tekan pada kuadran
kanan
·
Mialgia
·
Atralgia
·
Sakit kepala
·
Gatal (pruritus)
g)
Keamanan
·
Demam
·
Urtikaria
·
Lesi makulopopuler
·
Eritema
·
Splenomegali
·
Pembesaran nodus servikal
posterior
B. Diagnosa Keperawatan
1.
Gangguan pemenuhan kebutuhan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual muntah.
2.
Gangguan rasa nyaman (nyeri)
berhubungan dengan pembengkakan hepar.
3.
Pola nafas tidak efektif
berhubungan dengan pengumpulan cairan intra abdomen.
C. Intervensi Keperawatan
Dx
1 :
Tujuan
: dalam 2x24 jam gangguan kebutuhan nutrisi klien dapat teratasi.
Kriteria
Hasil : porsi makan klien habis, berat badan bertambah
Intervensi :
- Pantau pemasukan diet/jumlah kalori. Berikan makan sedikit dalam frekuensi sering dan tawarkan makan pagi paling besar.
- Berikan perawatan mulut sebelum makan.
- Anjurkan makan pada posisi duduk tegak.
- Konsultasikan pada ahli diet, dukungan tim nutrisi untuk memberikan diet sesuai kebutuhan pasien, dengan masukan lemak dan protein sesuai toleransi.
- Berikan obat sesuai indikasi
Dx 2 :
Tujuan : dalam
2x24 jam nyeri pasien dapat teratasi.
Kriteria Hasil :
- Klien tidak meringis kesakitan, klien tampak lebih segar.
Intervensi :
·
Kaji karakteristik nyeri.
·
Berikan teknik relaksasi
dengan memberikan kompres hangat.
·
Lakukan kolaborasi untuk
memberikan obat sesuai indikasi.
Dx 3 :
Tujuan : dalam
2x24 jam Pola nafas adekuat inefektifnya pola napas dapat teratasi.
Kriteria hasil :
pola napas kembali efektif.
Intervensi :
- Pantau frekwensi, kedalaman dan upaya pernafasan
- Auskultasi bunyi nafas tambahan
- Berikan posisi semi fowler
- Berikan latihan nafas dalam dan batuk efektif
- Berikan terapi oksigen sesuai kebutuhan
- Lakukan WSD punksi untuk mengeluarkan cairan di intra abdomen.
BAB III
PENUTUP
v Kesimpulan
Hepatitis adalah peradangan pada hati
karena toxin, seperti kimia atau obat ataupun agen penyebab
infeksi. Hepatitis yang berlangsung kurang dari 6 bulan disebut "hepatitis
akut", hepatitis yang berlangsung lebih dari 6 bulan disebut
"hepatitis kronis".
Selain
disebabkan oleh virus hepatitis juga dapat disebabkan oleh factor-faktor yang
dapat menyebabkan abses hati, trauma hati, dan karsinoma hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar